Rabu, 04 April 2012

REALITA Hidup Kita Demi Masa Depan!


That’s well, tangan dan pikiran gue akhirnya gatal tuk menulis catatan yang mempesona hidup para remaja ini (alah!)

Setelah musim hujan berangsur – angsur hilang seiring  bulan februari sebentar lagi habis. Gue ucapkan:  selamat datang bulan maret (nanti) dan selamat membaca teman!
………………….
Gue buka lagi beberapa quotes yg gue buat di bulan februari. dimana yang gue lihat di sekitar gue penuh dengan masalah, penyesalan, kekesalan, dan berujung dengan emosi. Positifnya, zaman galau tidak menjadi bahan penglihatan dan catetan gue lagi.
Ya, karena yang terjadi disekitar gue itulah, yang membuat gue lebih mengerti sama sang pengatur kehidupan kita.
………………….
Mempercayakan orang secara lisan lebih susah daripada mempercayakan orang lewat tulisan. Bagaiman tidak? Kenapa di dunia ini harus ada yang namanya peraturan kalau bukan karena itu?     
Sederhana, begitulah kita bisa mengatakan: ‘ itu impian ku..! ‘  melakukannya pun, seperti suatu kebiasaan rutin bagi kita tiap bulan untuk terus berlatih dan bermimpi dengan impian kita.  Bahkan, walaupun itu banyak mengeluarkan keringat dan tenaga yang sia – sia, batin kita cukup untuk memuaskan segalanya. Tapi, semua, baik itu impian, keinginan, atau apa yang kita wujudkan dalam kehidupan kita, tidak selalu berjalan mulus. Doh!   Semua itu penuh dengan pilihan yang menyusahkan.

Seorang penulis, yang merangkap sebagai fotografer amatir, lalu dengan kerjaan tuk jadi seorang art director. ketiga – tiganya belum ada yang menjadi kesempatan gue untuk lebih memperdalam lagi.
Dan disaat kesempatan itu datang, disaat gue tersenyum, disaat itu pula, masalah datang ke gue.
Kesempatan tuk memperdalam cara gue menulis tidak diizinkan oleh emak. Terbukti, novel gua setahun yang lalu berat di emak dan ditolak penerbit. Ditambah lagi, dengan tawaran ikut lomba fotografi juga proyek art director yang sangat menjajikan. Ini pilihan yang menjebak.
Gue kesal, kenapa kesempatan ketiga – tiganya itu bisa bersamaan.   Gue kesal, ketiga – tiganya tidak diizinkan oleh orang tua gue dan kakak gue. Ngabisin duit, pungkas mereka semua. Gue kesal,mereka semua lebih mempercayai bahwa seorang pemula haruslah berdiam diri dulu daripada melakukan sesuatu.
……………………………..
pernahkah kita tidak mempercayai diri sendiri?” “dan kapankah kita mengenal frustasi?”

Kesempatan” itu menghantui gue seolah – oleh merajuk dan memilih : ‘akulah yang terbaik! Akulah masa depanmu!’    gue coba untuk menghilangkannya dengan beteriak di dalam hati gue. Gagal.
Berhubung dengan sifat gue yang parnoan. Gue ngebayangin gimana nantinya ketiga kesempatan itu gagal, gimana nantinya ketiga kesempatan itu malah membuat gue tambah gak berarti di mata orang – orang?
Coba bayangkan, banyak cerita seorang punya impian menjadi atlit masa depannya malah menjadi tukang becak. Seorang yang punya impian pembalap masa depannya malah menjadi supir. Dan masih banyak contoh kegagalan lainnya. Mungkin, gue  menebak, mereka pesimis bila harus ia lakukan sekarang. Sesungguhnya PESIMIS ITU ADALAH 50% KEGAGALAN! .

Belum lagi dengan zaman yang harus serba uang, untuk melangkah dengan impian selanjutnya maka gue harus merogoh saku celana gue lebih dalam. Sedangkan, gue belum bisa menghasilkan uang yang bahkan sampai dengan berjuta – juta itu.
Gue lelah mental.  Enggak ada dorongan dan dukungan dari semua orang di lingkungan gue. Gue simpan masalah yang sebenarnya kecil itu dalam hati. gue lebih memilih untuk: smile outside. Cry inside.
……………………………
Dan akhirnya,  sebagai seorang manusia yang mempunyai hak untuk memilih, sebagai seorang manusia yang ingin masa depannya itu lebih baik.
Gue memutuskan: untuk mengambil tiga kesempatan tersebut. Biarkanlah otak ini penuh dengan segala tetek bengek yang penuh dengan manis pahit itu. Karena, hidup ini singkat, begitu juga dengan waktu. Apa yang kau lakukan satu detik dulu, berbeda dengan satu detik selanjutnya.

Biarlah ketiga – tiganya gue ambil, biarlah resiko berlipat gue alamin. Biarlah dengan emak yang belum mengerti indahnya impian gue.  Biarlah dengan uang yang harus menuntut tuk masuk ke ini atau itu.Biar tangan dan kesepuluh jari yang mencarinya

Biarlah gue menangis, asalkan tidak mengangkat tangan tuk menyerah dan menjadi orang bodoh. Percaya dengan nasib.
 Biarlah setiap kekalahan , kemenangan, senyuman, resiko, kesal, amarah, kegagalan bercampur air mata, dan semuanya itu menjadi realita hidup kita.

Ya, realita hidup kita: demi masa depan. Karena ketahuilah, terhadap apa yang kita perbuat untuk suatu keinginan itu akan terulang lagi di masa depan.
HEI! mimpi jangan pergi kemanapun. tunggu aku disana, akan kuraih semua itu! (yeah!)
………………………..
Let’s say it: “alhamdulillah.” Dimanapun kita berada, dalam keadaan nangis,tertawa, suka ataupun duka, sesungguhnya kalimat itulah yang menangkan hati kita bahwa: masalah yang ada di depan kita bukanlah apa – apa bila masih ada tuhan sang pengatur segalanya.  Bahwa setiap yang kita pilih dan jalankan adalah tuhan yang tentukan, dan menjadi yang terbaik! :’)

Keluh airmata dan kekecewaan,
Kita hadapi dengan berjabat tangan,
Raihlah semua mimpi dengan senyuman,
Realita hidup kita demi masa depan….!
Withmyahand: fadhil abdillah : )                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar